Translate

Tuesday, April 8, 2014

Koruptor Pilihan Rakyat

Besok adalah hari pemilu legislatif. Katanya nasib bangsa 5 tahun kedepan ditentukan di tanggal itu. Cukup aneh kedengerennya, memangnya bisa apa sih orang-orang terpilih itu? Apakah dengan  gelar anggota dewan yang terhormat mereka bisa berbuat negara ini lebih baik? Sebenernya mereka itu sih orang biasa aja sama seperti kita, tapi bedanya adalah motif dibelakangnya kenapa mereka seolah-olah ingin mengabdi demi nusa dan bangsa.


Ada yang sudah kaya raya jadi memang tujuannya bukan kepuasan materi tapi mungkin saja prestise gelar dewan kehormatan. Ada yang kaya tapi merasa belum cukup puas dengan materi yang dimiliki dan mungkin juga haus akan kekuasaan. Ada yang biasa saja bahkan cenderung 'miskin' harta tapi bisa saja nantinya tergoda baik disadari atau tidak untuk mencari materi karena kekuasaan yang dimiliki. Jadi adakah pilihan rakyat yang dengan tulus dan sunguh-sunguh bekerja demi rakyat?

Tentu saja ada. Masih ada orang baik kok di negeri ini yang cocok menjadi anggota dewan terhormat asalkan kita semua telah memilih yang benar. KPK saja sudah mengingatkan kita untuk kita 'pilih yang jujur' dengan memasang banner ukuran raksasa ukuran 22x22 meter di salah satu sisi gedungnya. Sebenarnya tidak sulit kok mendeteksi mana yang calon koruptor mana yang tidak. Waspadailah para calon dewan terhormat itu yang melakukan hal-hal seperti dibawah ini.

1. Si pembagi
Berbagi itu tidak salah bahkan dianjurkan tapi yang harus diperhatikan apa yang dibagikan dan kapan membagikannya. Politik uang dilakukan secara terselebung bahkan terang-terangan. Hanya pada saat kampanye, mereka semua berlomba-lomba memberi padahal sebelumnya tidak pernah dilakukan dan parahnya insiden bencana pun bisa dijadikan momen yang tepat untuk 'berbaik hati'.

2. Si pemberi janji
Tidak ada salahnya berjanji asal bisa ditepati. Disaat seperi ini pemberi 'janji surga' pada keluar. Mereka sepertinya paham betul bahwa janjinya memang tidak dapat mereka penuhi tapi mereka yakin dapat membohongi rakyat karena mereka menganggap rakyat adalah kumpulan orang bodoh.  Yang berani tidak mengambil gaji dan ada yang berani mundur apabila gagal, padahal itu semua bisa saja ada maksud 'jahat' dibalik itu semua.

3. Si ramah
Ramah boleh-boleh aja tapi kalau overdosis patut dipertanyakan. Dulu saat ketemu warga tidak pernah tersenyum atau menyapa, tapi sekarang tidak di undang pun datang mengunjungi warga sambil tebar pesona.

4. Si pintar
Kalau pintar beneran sih juga tidak apa-apa, kelihatan kok mana yang benar-benar pintar atau tidak. Karena pada dasarnya mereka yang 'berakting' menjadi pintar, pasti suatu saat akan lupa akan dialog nya. Ketika mereka lupa, terlihatlah siapa mereka sesungguhnya.

5. Si bodoh
Nah kalau ini sudah pasti berbahaya. Mungkin saja mereka tidak ada niat untuk korupsi di awalnya tapi dengan kebodohannya, mereka dapat terbawa arus yang menyesatkan. Dan ujung-ujungnya terciptalah koruptor baru. Dan mungkin saja menjadi lebih berbahaya ketika mereka yang bodoh menjadi lebih pintar.

Bagaimana.....kira-kira apakah mau para koruptor dipilih oleh rakyat? Pastikan pilih yang benar :)

No comments:

Post a Comment